Rabu, 10 September 2014

DAFTAR JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GENAP 2013-2014

Bagi kawan-kawan yang ingin mendowload jadwal perkuliahan
Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014
Dapat Kawan-kawan Mahasiswa Teknik Sipil.
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Dapat Diunduh Diblog Jurusan ataupun Di Blog HMJ.

Unduh di sini

FORMULIR PRAKTIKUM FAK. TEKNIK SIPIL

Buat Kawan-kawan Yang ingin mengunduh Formuklir Praktikum.
dapat di Unduh Di Blok Fakultas Jurursan Teknik Sipil atau dapat Di Unduh Pula
di Blog Himpunan Mahasiswa Sipil.

Unduh disini

DESAIN BALOK KANTILEVER

Salah satu follower @juragan_sipil di twitter menawarkan sebuah permasalahan sederhana dalam desain balok kantilever beton bertulang. Balok kantilever adalah balok yang salah satu tumpuannya adalah jepit, sementara ujung yang lain bebas. Kira-kira soalnya seperti ini:
soal balok kantilever
Nah, di sini saya punya 2 poin sekaligus asumsi:
  1. Apakah Q_{DL}  sudah termasuk berat sendiri? Kita asumsikan SUDAH. Jadi kita ngga usah hitung lagi berat sendirinya.
  2. Beban hidup dan mati di atas, apakah diaplikasikan di sepanjang balok? Kita asumsikan IYA. Beban Q_{DL}  dan Q_{LL}  bekerja di sepanjang balok.
  3. Kombinasi pembebanan tidak ditentukan. Jadi, kita asumsikan menggunakan kombinasi pembebanan sesuai ACI/SNI.
Tahap I. Analisis Struktur
Karena baloknya kantilever, maka momen lenturnya negatif, artinya serat atas mengalami tarik, serat bawah mengalami tekan. Jadi, yang kita desain kali ini adalah tulangan tarik atau tulangan atas.
  1. Momen di ujung batang (tumpuan) akibat beban mati dan beban hidup.
    M_{DL} = \dfrac12\times Q_{DL} \times L^2
    M_{DL} = \dfrac12 \times 7.5 \times 3^2
    M_{DL} = 33.75 \text{kNm}
    Dengan cara yang sama,
    M_{LL} = 18 \text{kNm}
  2. Menghitung momen ultimit dengan Kombinasi Pembebanan,
    M_{u_1} = 1.4\times M_{DL}
    M_u{_1} = 47.25 \text{kNm}

    M_{u_2} = 1.2\times M_{DL} + 1.6 \times M_{LL}
    M_{u_2} = 69.3 \text{kNm}  <—menentukan

    Jadi, M_u = 69.3 \text{kNm}
Tahan II. Desain Tulangan Balok
Teori dan prosedurnya bisa dibaca di sini
  1. f`_c = 32 \text{MPa}  , dan f_y = 320 \text{MPa}
  2. Untuk f`_c = 32 \text{MPa}  , maka
    \beta_1 = 0.85 - 0.05 \big(\dfrac{f_c-30}{7}\big)
    \beta_1 = 0.836
  3. Asumsi, jarak antara serat terluar sampai tulangan tarik adalah mmmm… 50 mm. Jadi,
    d = 400-50 = 350 \text{mm}
  4. j_d \approx 0.875d = 306.25 \text{mm}
  5. Kebutuhan tulangan,
    A_s = \dfrac{M_u}{\phi f_y j_d}
    A_s = \dfrac{69.3 \times 1000000}{0.8 \times 320 \times 306.25}
    A_s = 883.93 \text{mm}^2
  6. Tulangan minimum,
    A_{smin} = \dfrac{1.4}{f_y}bd
    A_{smin} = 459.375 \text{mm}^2  –> OK kebutuhan tulangan masih lebih besar, gunakan  A_s = 883.93 \text{mm}^2
  7. Tulangan maksimum,
    \rho_{max} = 0.75 \rho_b
    \rho_{max} = 0.75 \big( \dfrac{0.85f`_c \beta_1}{f_y} \big( \dfrac{600}{f_y+600} \big) \big)
    \rho_{max} = 0.035
    Atau,
    A_{smax} = \rho_{max} b d = 2844.8 \text{mm}^2  –> OK, masih lebih kecil dari tulangan maksimum.
  8. Tinggal pilih, mau pake diameter berapa.
    D16, As = 201 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 4.39 dibulatkan ke atas menjadi 5.  (5D16, As = 1005 mm2)
    D19, As = 283 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 3.12 dibulatkan ke atas menjadi 4.  (4D19, As = 1132 mm2)
    D22, As = 380 mm2 –> jumlah yang dibutuhkan 2.33 dibulatkan ke atas menjadi 3.  (3D22, As = 1140 mm2)
  9. Kita akan memilih 5D16, karena itu yang paling mendekati luas tulangan yang diperlukan (883.93 mm2).
    image
  10. Cek ulang kapasitas penampang. Hitung dulu tinggi blok tekan, a
    a = \dfrac{\phi f_y A_s}{0.85f`_cb}
    a = 31.53 \text{mm}
  11. Hitung ulang j_d
    j_d = d-0.5a =334.23 \text{ mm}
  12. Hitung momen nominal penampang, \phi M_n
    \phi M_n = \phi f_y A_s j_d
    \phi M_n = 0.8 \times 320 \times 1005 \times 334.23
    \phi M_n = 85.99E6 \text{ Nmm}
    \phi M_n = 85.99 \text{ kNm}
  13. Bandingkan momen nominal penampang, harus lebih besar daripada momen ultimit.
    \phi M_n = 85.99 \text{kNm}
    M_u = 69.3 \text{kNm}
    OK kan?

Rahasia: pada step #8 di atas, kalo mau pake D19, sebenarnya kita bisa pake 3 buah D19, hasil baginya cukup dekat ke 3… yaitu 3.12. Walaupun As-nya nanti menjadi 3×283 = 849 mm2 (lebih kecil dari yg diperlukan, 883.93 mm2), tapi kalau kita teruskan ke langkah #9 sampai selesai dengan menggunakan 3D19, akan diperoleh momen nominal 73.17 kNm (masih lebih besar daripada momen ultimit)
Bukankah yang lebih penting dalam desain LRFD, tahanan nominal harus > beban/gaya ultimit.

Update:
Metode di atas adalah salah satu contoh. Masih ada metode-metode lain yang dapat digunakan, misalnya dengan persamaan kuadratik, dengan grafik, atau dengan hitungan cepat ala konsultan.
mohon dikoreksi,
semoga bermanfaat[]

Dikutip Dari Sumber :
Seputar Dunia Teknik Sipil

TEKNIK SIPIL DAN SOFTWARE

Beberapa waktu lalu di sebuah situs pemberitaan disebutkan bahwa Indonesia masih termasuk ke dalam daftar hitam negara yang tingkat pembajakannya tinggi. Tidak hanya bajak software, tapi juga lagu/musik, film, barang elektronik, buku, dll. Kata seorang rekan, “wajarlah…, Indonesia kan negara agraris”. Sempat bingung apa maksudnya, ternyata pembajakan yang dia maksud adalah membajak sawah. :D
Software teknik sipil
Anyway, ngomong-ngomong soal software, dunia teknik sipil tentu saja tidak mau ketinggalan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya IT sebagai penunjang, baik itu dalam hal studi, penelitian, maupun praktek di lapangan. Pada jaman dahulu kala… ah.. kok kayak mendongeng.. cari kalimat lain! Pada suatu masa di China… halah.. ini mah terjemahan judul pilem paman Jet Lee, Once Upon A Time in China. Baiklah.. sedikit teknis dan serius,.. Beberapa dekade lalu (hmm.. sounds better… go on!)… Beberapa dekade lalu, waktu komputer masih menjadi perangkat yang mahal, penggunaan komputer di dunia teknik sipil masih terbatas. Seperti yang  kita tahu (kita refers to para praktisi dan akademisi dunia teknik sipil), secara garis besar, tahapan kerjaan para penggelut teknik sipil dalam hal mendesain suatu bangunan sipil bisa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) pemodelan yaitu menentukan bentuk wujud dan rupa bangunan itu maunya seperti apa; (2) perhitungan, meliputi analisis dan desain; dan terakhir (3) diwujudkan dalam bentuk gambar, lebih spesifik lagi gambar teknik.
Tahap pemodelan awal atau preliminary mungkin tidak butuh software khusus, mengingat sifatnya yang masih sangat fleksibel, bisa mengalami perubahan drastis dalam waktu yang cukup singkat. Kalopun ada software untuk keperluan ini, software itu harus sangat mudah dalam hal pengoperasiaannya. Jangan sampai kerjaan sederhana berubah jadi rumit gara-gara software yang tidak bersahabat.
Bagaimana dengan tahap perhitungan. Namanya juga hitung-hitungan, semakin rumit hitungan, semakin puyeng jadinya. Untung ada mesin pintar yang bernama komputer. Eh, sepintar-pintarnya komputer, manusia itu masih lebih pintar… lha yang bikin komputer kan manusia juga! Jadi, kalo ada komputer atau software yang pintar, berarti pembuatnya jauh lebih pintar. Kalo ada komputer atau software yang bego, lemot, suka menggantung alias nge-hang, berarti yang bikin itu juga orang yang pintar, tapi kan namanya juga manusia, tidak luput dari kesalahan.. :D. Duh, mulai keluar jalur nih. Baeklah… untuk proses perhitungan, ternyata memang sudah lama diciptakan (duh, kalo pake istilah “menciptakan” kedengarannya seperti mau menyaingi kekuasaan Allah Yang Maha Agung ya?), baeklah ganti kata!!. Untuk proses perhitungan baik itu analisis dan desain, memang dari dulu dari jaman komputer batu sudah dibuat semacam algoritma yang dapat membantu orang melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit yang sangat lama jika dikerjakan secara manual. Software primitif itu pun hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu yang menguasai bahasa mesin, mulai dari mesin tik, mesin jahit sampai mesin pompa air. :D Ah, mulai ngaco nih.
Intinya, kalo familiar atau pernah dengar istilah FORTRAN, NASTRAN, BASIC, PASCAL, dkk, artinya sudah kebayang kode-kode rumit aneh bin ajaip namun punya kemampuan yang luar biasa dalam membantu memecahkan sebuah masalah, terutama dalam hal hitung-hitungan, lebih khusus lagi di dalam dunia teknik sipil. Nggak hanya teknik sipil kok yang mengaplikasikan bahasa mesin purba tersebut, teknik-teknik yang lain juga begitu, teknik mesin, teknik penerbangan, teknik menjahit, teknik melipat kertas, sampai teknik menyanggul rambut. (&#$!@&!!?).
Bagaimana dengan jaman canggih sekarang ini? Kata orang, jaman ini adalah jaman teknologi dan informasi, dunia semakin menyempit, dan waktu terasa berputar semakin cepat. Semua itu karena perkembangan teknologi komputer yang suaangat pesat! Analisis dan design struktur pun selalu mengekor sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja software analisis struktur yang populer di bidang ini? Kalo kita di Indonesia, ilmu teknik sipil masih cenderung berkiblat ke Amerika, tak heran kalo standar perencanaannya pun “serupa” dengan yang digunakan di negeri Paman Obama tersebut. Software juga demikian. Produk buatan Amerika lebih banyak dikenal di Indonesia. Rasanya tidak ada yang tidak mengenal trio CSI : SAP, ETABS, dan SAFE yang menduduki peringkat teratas. Di bawahnya ada beberapa produk yang tidak kalah ampuh, seperti SANS, TEKLA X-STEEL, STAAD, SPACE GASS, MICROSTRAN, dll.  Tapi, apapun softwarenya, secanggih apa pun fiturnya, ada satu komponen penting yang tidak bisa dimiliki oleh sebuah software, yaitu “sense of engineering”. Sense ini yang mewajibkan setiap pengguna software analisa & desain struktur untuk mengetahui ilmu “mekanika struktur” atau “analisa struktur” atau sejenisnya, dan ilmu tersebut sangat jarang diperoleh dengan otodidak, walaupun sebenarnya bisa.
Terakhir, untuk proses penggambaran atau drafting, software yang dikembangkan sepertinya didominasi oleh produk AutoDesk, seperti AutoCAD dan para supporternya. 3DSMAX juga banyak digunakan terutama untuk pemodelan 3D karena lebih optimal dalam urusan 3D-3D-an.
Nah, sebagai seorang pengguna software teknik sipil, apakah masih pakai software bajakan? Atau yang original? Lagi-lagi ini seperti buah simalakama, maju kena mundur kena, yang ini salah yang itu salah. Perang antara bajakan vs original sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda mau mereda. Itu hak pribadi masing-masing. Saya hanya keluarkan satu kata, “TERSERAH”.  Hidup itu penuh pilihan, termasuk memilih software, mau pake bajakan atau original. Kalau kami sendiri, kami sangat menghormati hasil kerja keras orang lain. Saat ini kami dominan menggunakan software original, terutama dalam urusan “mencari nafkah”. Tapi untuk urusan yang iseng, suka-suka, menyalurkan hobi, dsj. kami agak-agak malas rasanya membeli software tertentu. Lagian freeware juga bertebaran di mana-mana, tinggal rajin-rajin aja mencari.

Dikutip dari sumber :
"Seputar Dunia Teknik Sipil"
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut